Minggu, 11 Desember 2022

Dilema Kaum Hawa Masa Kini

Menunggu yang Dicinta atau Mencari yang Pasti Saja?

Bagi perempuan, cinta itu yang utama adalah kepastian. Kenapa demikian?

Karena bagaimanapun kondisi perempuan amatlah berbeda dengan laki-laki. Perempuan dibatasi usia dalam menemukan pendamping hidup, semakin lama perempuan semakin menua dan saat-saat usia itu tiba, keresahan makin datang mengganggu dan menghantui disetiap malam datang maupun pagi menjelang. Sementara berbeda dengan laki-laki, lebih banyak waktu untuk memutuskan perihal pernikahan. 

Laki-laki tidak terlalu diresahkan dengan pemikiran harus cepat menikah ataupun perihal usia. Karena justru laki-laki langkahnya masih leluasa untuk menapaki kehidupan dan karirnya. Tidak terlalu banyak pertanyaan kapan akan menikah? Benar bukan? hehe. Sementara perempuan, amatlah rentan dengan pertanyaan seperti itu. Maka dari itu perempuan tidaklah mudah mengabaikan pikiran-pikiran tentang kapan harus menikah. 

Mungkin memang kita sebagai perempuan bisa mengabaikan atau santai-santai saja tentang itu semua, namun tetaplah semakin kita tidak perduli semakin kita sebetulnya merasa resah. Apalagi perempuan memanglah makhluk yang identik dengan perasaan ketimbang logika. Alias mudah baper, iya gak :)

Dan yang menjadi pembahasan utama adalah perempuan selalu dihadapkan dengan kedilemaan, huhu. Haruskah terus menunggu orang yang dicintai untuk "peka" dan melamar atau menerima cinta dari orang yang sebenarnya tidak ada sama sekali di hati?

Seringkali terjadi permasalahan seperti ini dan banyak pula perempuan yang memutuskan untuk memilih laki-laki yang datang padanya, meski tidak ada cinta di hatinya. Karena penyebabnya adalah lagi-lagi masalah usia yang makin menua dan kepastian cinta dari si dia yang tak kunjung didapat.

Sedih, bingung dan putus asa selalu akan dirasakan perempuan tentang pilihan-pilihan yang kurang menyenangkan tersebut. Lantas kita sebagai perempuan harus apa?

Apakah terus mempertahankan ego dan menunggu ketidakpastian itu? Sampai kapan? Sampai kita sadar bahwa dia tidak menginginkan kita menjadi pendamping hidupnya? Atau sampai kita ada dititik harus terus tahan dengan semua perbincangan orang-orang? Yaa kita mungkin bisa bersabar atas itu semua, tapi ingat kita perempuan juga punya batas kesabaran yaa :').

Lalu, jikapun kita terpaksa memilih orang yang kita tidak cintai, apakah kita akan bahagia? Kapan akan muncul perasaan cinta dan sayang? Padahal kata orang di sekitar cinta itu tumbuh dengan sendirinya karena terbiasa. Toh banyak orang tua kita yang menikah karena perjodohan, bukan atas suka sama suka, atau cinta sama cinta. Tapi mereka baik-baik aja dan langgeng-langgeng aja. Masa sih gitu, apa iyaa seperti itu?


Kenyataannya tidak selalu seperti itu, banyak perjodohan yang gagal dan banyak hati yang terus luka namun bertahan hanya karena alasan bukan atas nama cinta.

Jadi bersediakah kita menanggung risiko-risiko tersebut? Dan mana yang harus kita pilih?

Namun sebelumnya pastikan pilihan itu tidak akan menyakiti kita seumur hidupmu, pilihlah pilihan yang akan menjamin kebahagiaan dunia dan akhirat kita. Jika ingin menikah dengan orang yang dicintai pastikan meminta keputusannya segera, jangan sampai di beri ketidakpastian yang lama. Jika tidak sanggup menunggu atau mendapat jawaban tidak darinya. Maka sebaiknya ikhlaskan dia, minta petunjuk Sang Maha Cinta, agar dipertemukan laki-laki yang memang pantas dan bersedia menjadi pendamping seumur hidupmu dengan berdasarkan perasaan saling mencintai dan menjaga. 

Dan tidak harus kita memaksa memilih sesuatu yang tidak kita harapkan, karena bisa fatal akibatnya sesuatu yang dipaksakan. Jika mau harus benar-benar tahu dulu apakah dia mampu membahagiakan kita dan menjaga kita? Jika iya itu bisa menjadi pertimbangan bahkan pilihan kita dari pertanyaan-pertanyaan atas kedilemaan kita. 

So, kamu pilih yang mana? Kamu berhak menentukan masa depanmu. Karena masa depanmu adalah kamu yang mempertanggungjawabkan. Berpikirlah, bertindak dan selamat memilih :)


#reminderdistina


Selasa, 16 Juni 2020

Menikahlah Dengan “Orang yang Tepat” Bukan “Menikah Cepat”

Kalau sudah membahas soal pernikahan, masing-masing orang punya prioritas dan pertimbangannya sendiri. Terlebih perkara jodoh bisa penuh kejutan dan teka-tekinya masing-masing. Tapi kalau kamu disuruh memilih, mending menikah tepat atau menikah cepat?

Terkadang seseorang sangat tidak menyukai ketika disinggung dengan perkataan “kok masih sendirian aja, kapan menikah?”, bahkan dia merasa kesal ketika pertanyaan yang sama dia dapatkan dalam waktu yang bersamaan dari orang yang berbeda.

Ada? pasti banyak yang mengalami demikian, mungkin sampai ada yang bersedih hati, mungkin ada yang sekedar jengkel, dan mungkin pula ada yang sampai mendongkol hatinya kepada yang selalu memberi pertanyaan yang sama.

Tapi sebenarnya, untuk apa merasa tidak karuan ditanya dengan pertanyaan yang demikian, karena menikah itu adalah dengan “orang yang tepat” bukan “menikah cepat, dan menikah pula bukan sebuah perlombaan siapa yang cepat dia bahagia.

Tidak Usah Merasa Tertekan Dengan Pertanyaan Dan Sindiran “Kapan Menikah”, Nikmati Masa Menantimu Hingga Datang yang Tepat

Maka yang sudah menikah tidak usah terlalu merasa bangga, yang masih sendirian tidak usah terlalu bersedih, karena semua ada waktunya masing-masing.

Yang sudah menikah, nikmati masa-masa kebersamaanmu dengan pasangan tanpa mengecoh hati orang lain yang masih sendirian, karena kamu tidak tahu seberapa hebat dia melatih sabar untuk tidak mencoba apa yang Allah larang.

Dan untukmu yang masih setia dalam kesendirian, tidak usah kamu merasa tertekan dengan pertanyaan dan sindiran “kapan menikah”, nikmati saja masa menantimu hingga datang yang tepat.

Pernikahan Bukan Hanya Untuk Satu Atau Dua Hari, Tapi Selamanya. Maka Jangan Sampai Kamu Salah Memilih Pasangan

Kamu harus tahu, pernikahan itu bukan hanya untuk satu atau dua hari semata, bukan hanya untuk sebulan atau dua bulan saja, tapi selamanya.

Maka jangan sampai kamu salah dalam memilih pasangan, jangan sampai kamu salah menaruh hati, hanya karena tahu bahwa semua yang sepantaran atau di sekelilingmu telah banyak yang menikah.

Jangan Sampai Buru-buru Menikah Karena Diburu Umur Atau Pertanyaan Tidak Jelas, Sedangkan Kamu Sebenarnya Belum Butuh

Jangan gegabah mengambil keputusan hanya karena orang lain selalu menekanmu dengan pertanyaan dan sindiran yang sama, jangan sampai kamu buru-buru menikah hanya karena orang lain selalu mengintimidasimu dengan olokan yang tidak menyenangkan.

Pertanyaan dan ledekan tidak jelas mereka jangan sampai membuatmu salah mengambil keputusan, sedangkan dirimu sebenarnya belum juga butuh dengan yang namanya “menikah”.

Pernikahan Itu Harus Berlandaskan Tanggung Jawab, Jangan Hanya Asal Ada Calon dan Kamu Mencoba Untuk “Iya” Saja

Pahamilah, pernikahan itu harus berlandaskan tanggung jawab dan kesiapan yang matang, bukan hanya hasil grasa-grusu sebab orang lain selalu mempertanyakanmu, sungguh jika kamu hanya asal saja menetapkan keputusan pasti suatu saat kamu akan menyesal.

Jangan sampai hanya asal ada calon dan kamu mencoba untuk “iya” saja menerimanya, tapi lihatlah dengan baik sudah masukkah dalam harapanmu selama ini, jika memang sudah semuanya ebnar-benar baik menurutmu maka tidak ada dilanjutkan.

Tapi jika memang ada yang belum bear-benar pas dengan apa yang ada dalam hatimu, maka jangan paksakan iya hanya untuk menyenangkan orang disekelilingmu, karena yang paling menyesal nanti adalah kamu bila terjadi sesuatu.

Tidak Usah Terlalu Merana Bila Kamu Tetap Sendiri, Karena Setiap Orang Telah Allah Atur Sempurna Siapa Jodohnya

Untuk itu, tidak usah terlalu merana menanggapi pertanyaan risih dan cibiran orang-orang tentang kapan kamu menikah, karena yang tahu butuh atau tidaknya itu adalah kamu sendiri, bukan orang lain.

Tidak usah bersedih hati jika sampai detik ini pun masih sendiri, karena yang pasti setiap orang telah Allah atur sempurna siapa jodohnya nanti.

Semoga Bermanfaat 😇😇
 Jazakumullahu khairan katsira 

Rabu, 01 April 2020

LURUSKAN NIAT



Bila niat hijrah cuma untuk menarik perhatian ikhwan, hati akan sakit sendiri. Setiap orang punya kisah dan perjuangannya sendiri untuk menjadi lebih baik. Meski kadang harus terluka dan melewati ujian yang berat, tak pernah ada kata terlambat untuk selalu memperbaiki diri.

Bismillahirrahmanirrahim
Tanyakan pada hatimu
Untuk siapa hijrahmu?
Karena apa kau berhijrah?
Dan apa yang ingin kau dapatkan setelah berhijrah?

Jika dengan niat mendekatkan diri kepada Allah itu benar, ingin menjadi manusia yang Sholeh atau Sholehah itu benar, ingin menjadi manusia yang lebih baik itu benar.
Tapi, apa pernah terbesit hati kita pada sesuatu kata yang membuat kita ingin berubah?

Jodoh, yah itulah dia. Mungkin hampir semua orang tahu arti dari QS An Nur ayat 26  "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)."

Sudah jelas bukan, bahwa ternyata kata Allah wanita yang baik adalah untuk laki laki yang baik, pun sebaliknya.
Sehungguhnya kita adalah calon ummi, Jika kau terburu-buru, sudah siapkah kau untuk mempersiapkan itu? Maka dari itu, luruskan kembali niatmu, shalihah..
Apa kau sudah siap dengan ilmu parenting? ilmu mendidik Anak? Mengajarkan Ilmu Tauhid sejak dini dengan bahasa yang ringan untuk dikemas dan di terima dengan anak-anak mu kelak? Apa kau sudah siap?

Jika saat ini yang kau hadiri hanyalah kajian pra-nikah terus-menerus, tanpa kau mempelajari kajian akidah, akhlak, fiqih wanita, fiqih keluarga , ilmu tauhid, tentang manhaj dan sebagainya?
Kita adalah madrasah utama untuk anak-anak kita kelak, kita adalah contoh utama untuk mereka, sudah siapkah kita menahan untuk tidak berkata kasar ? sudah siapkah kita menahan diri untuk tidak kasar?
Dari ‘Umar bin Al Khottob, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ ، وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, mkaa hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907).

Jadi, jika kita berubah menjadi orang baik karena ingin mendapatkan jodoh yang baik pula itu salah besar! Bagaimana mungkin kita berhijrah menjadi orang yang lebih baik tapi pada kenyataannya tak ada keimanaan setitik pun di dalam Qalbu. Karena jodoh sudah menjadi harapan dan niat utama Berhijrah. Tak ada sedikit pun niat berubah karena Allah Ta'ala.

Sampai sampai ada yang berani berkata "Aku mau berubah demi kamu"
Lalu disebut apa itu kalau bukan "Pura pura Sholeh/Sholehah". Naudzubillah.. 
Marilah perbaiki niat kita dalam Berhijrah. Jangan jadikan kalimat 'ingin mendapat jodoh yang baik' sebagai alasan kita Berhijrah.

Biarkan Allah yang atur jodoh. Allah tahu mana yang baik untuk kita. Kuncinya hanyalah dekatkan dulu Penciptanya. Kalau Allah sudah menilai kita baik, InsyaAllah, Allah pun akan kasih kita jodoh yang baik. Tapi jangan pernah berharap orang lain yang menilai kita baik, karena bisa jadi kata orang kita baik, tetapi kata Allah kita jauh dari kata baik.

Marilah dekatkan dulu Penciptanya baru Makhluknya. Jangan sampai kita menjadi orang yang pura pura baik demi mendapatkan jodoh yang baik.

"Orang yang pura pura Sholeh (karena ingin mendapatkan jodoh yang Sholehah)  akan berjodoh dengan yang pura pura Sholehah pula (karena ingin mendapatkan jodoh yang Sholeh)"

Semoga Bermanfaat 😇😇
 Jazakumullahu khairan katsira 

Kamis, 19 Maret 2020

Mungkin kita pernah kecewa?


Terkadang kehidupan tidak selalu berjalan lancar sesuai dengan apa yang direncanakan dan kita harapkan.semua Itu memang hal yang biasa sekali kita alami. Kita diawal memang punya tujuan yang baik dan sudah berusaha semaksimal mungkin demi mendapatkan harapan yang kita inginkan, tapi terkadang ada saja masalah dan hambatannya, sehingga membuat mood kita tidak semangat lagi dan patah semangat dalam menjalani hidup. Bahkan semua itu membuat hari – hari kita menjadi galau, gak karuan, berandai – andai sesuatu hal yang telah terjadi, andai saja kalau kemarin saya…, kalau saja saat itu…, terus saja menyalahkan keadaan…, dan memang hal itu tidak mudah kita alihkan dan kembali membangun rasa semangat untuk kembali bangkit.

•• Apa yang kita lakukan pada saat kecewa sehingga menghadapi kegalauan sampai tingkat 4 misalnya? 

Mungkin dizaman atau di era media sosial saat ini kita sering mengadu pada netizen dengan cara memposting di status, story Instagram, Whatsapp, Facebook dan lain sebagainya, yang isinya minta respon atau tanggapan dari netizen, sehingga mungkin rasa galaunya teralihkan dan bisa terobati, atau bahkan memanfaatkan kegalauan itu misalnya dengan melakukan polling dan meminta saran diantara dua pilihan atau lebih dan cara sebagainya yang tujuannya untuk memberikan informasi pada dunia bahwa saya ini sedang galau, saya sedang sedih, saya sedang tersakiti, dan meminta pertolongan dengan mencari perhatian begini – begini, begitu untuk menghadapi masalah tersebut.

•• Kenapa kita tidak meminta pertolongan Allah?

Lebih baiknya, sebelum kita istisyarah kepada netizen atau meminta pendapat kepada netizen maka kita mintalah petunjuk kepada Allah SWT. Karena Allah lah yang Maha Pemberi Pertolongan. Karena dalam hal ini pernah saya dengar dalam ceramahnya ust. Hanan bahwa dalam meminta pendapat itu ada tingkatannya, yaitu ada:

1. Istikharah: Tingkatan pertama dalam meminta petunjuk kepada Allah SWT, karena sesungguhnya Allah sebaik-baiknya Maha Mendengar, Maha Melihat, dan Maha Pemberi Pertolongan bagi hambanya. Maka panggilah Allah, panggil lah Allah dengan nama – nama terbaik, sesuai dengan masalah kita saat ini atau dengan cara tematik. Misalnya Yaa Jabbar, ketika saat posisi kita terdzolimi atau tersakiti, atau apapun itu nama – nama Allah yang kita ketahui pada Asmaul Husna atau bacaan lainnya, Wajburni Yaa Jabbar, hiburlah aku Yaa Allah, hiburlah hati aku Yaa Allah, serta nama Allah yang Mulia lainnya. 
2. Istifta’: Yaitu meminta pendapat dari ulama atau orang yang berilmu   
3. Istisyarah: Minta pendapat orang yang lebih bijak atau orang yang sudah berpengalaman misalnya sahabat ataupun teman kita.

••••••••••••••○○○○•••••••••••••○○○••••••••••••••
Jadi, apabila kita sedang ada masalah atau posisi kita sedang kecewa, sebelum Yaa Ayuhal netizen, atau Yaa Ustadz, atau Yaa Kiyai, Yaa Syeikh, maka Yaa Allah, panggil Allah SWT. Mengadulah kepada-Nya. Berdoálah kepada Allah SWT. Mudah- mudahan Allah jadikan kita menjadi mukmin yang kuat, yang tetap istiqomah dijalan-Nya.

Kamis, 06 Februari 2020

PUNCAK SEGALA RINDU BUKAN SALING MENGUNGKAPKAN, TAPI MENDOAKAN


Banyak orang salah mengartikan tentang rindu, bagi mereka rindu itu ketika individu saling bertemu dan saling sapa satu sama lain.
Ingat teman-teman, rasa rindumu bisa saja menjerumuskanmu ke hal-hal yang negatif, maka dari itu buatlah rasa rindumu ke hal yang positif. Semua orang pasti memiliki rasa rindu, karena yang tidak memiliki rasa rindu hanyalah robot. 😁😁
 Dan ingatlah mendoakan yang kita sayangi adalah bentuk rasa rindu yang positif.
Saya teringat dengan kalimat dari salah satu ustadz. Beliau mengatakan, rindu itu ketika individu tidak bertemu tetapi mereka saling mendoakan. beliau juga mengatakan, rasa rindu anak milenial sekarang bukan rasa rindu yang sesungguhnya karena rasa rindu mereka hanya bersifat melampiaskan keinginan bukan rindu yang sebenarnya.
Simpan Rindumu dalam Doa :

1.Tak perlu banyak bicara karena rindu adalah soal perasaan yang tak dipahami siapa pun. Jadi berdoa akan membuatmu lega.

2.Dengan doa, kamu tak perlu mengungkapkan rindumu memakai kata-kata yang harus dirinci rapi, tapi cukup mengadu kepada-Nya

3. Kamu tak perlu mendapatkan jawaban atas kerinduanmu dari seseorang yang kamu rindukan karena mendoakannya saja rasanya sudah mendapatkan jawaban, meski kamu tak tahu jawaban itu datangnya dari mana

4.Berdoa adalah caramu mengungkapkan perasaan dengan sederhana, termasuk kala kamu ingin mengungkapkan perasaan rindu kepada seseorang, tapi tak kuasa untuk menyampaikannya secara langsung

5.Dua orang yang saling merindukan, tapi tak ingin mengumbar-umbar keriunduannya, akan memilih mengaburkan perasaan dengan doa. Di setiap kata dalam doa itu, ada harapan bisikan rindunya sampai di hati masing-masing

6.Rindu membuat seseorang tak bisa berfokus mengerjakan apa pun. Pusat arah pikirannya pasti tertuju pada seseorang yang dirindukan. Untuk menenangkan, serta meredam, sedikit perasaan ini, cara paling ampuh adalah bercerita. Sementara itu, untuk bercerita ke teman rasa-rasanya tak enak. Lebih leluasa jika kita berbicara dengan Tuhan. Semua unek-unek kerinduan itu akan keluar.

7.Rindu adalah masalah yang hanya bisa dituntaskan kalau kamu sudah bertemu dengan orang yang dirindukan. Kalau sama-sama belum bertemu, cara yang paling mudah untuk menuntaskannya adalah berserah. Semua masalah akan terasa ringan kalau berserah. Nah, salah satunnya melalui doa. Itulah sebabnya dua orang yang sedang sama-sama rindu selalu akan menuntaskan kerinduannya dengan sama-sama saling mendoakan, supaya masalah masing-masing terasa lebih enteng.

8.Rindu sejatinya adalah perasaan paling rahasia. Sebab, tak mudah mengungkapkan rindu. Kalau pun diungkapkan, kata-kata tak akan mewakili bagaimana perasaan itu harus ditanggung. Maka itu, sebaik-baiknya mengungkapkan rindu adalah menyampaikannya melalui pesan kepada angin. Salah satu mediumnya tentu doa



Minggu, 06 Oktober 2019

Lihatlah Siapa Temanmu ?


Manfaat Berteman dengan Orang yang Shalih
Berteman dengan teman yang shalih, duduk-duduk bersamanya, bergaul dengannya, mempunyai keutamaan yang lebih banyak dari pada keutamaan duduk dengan penjual minyak wangi. Karena duduk dengan orang shalih bisa jadi dia akan mengajari kita sesuatu yang bermanfaat untuk agama dan dunia kita serta memberikan nashihat-nashihat yang bermanfaat bagi kita. Atau dia akan memberikan peringatan kepada kita agar menghindari perkara-perkara yang membahayakan kita.
Teman yang shalih senantiasa mendorong kita untuk melakukan ketaatan kepada Allah, berbakti kepada orang tua, menyambung tali silaturrahim, dan mengajak kita untuk senantiasa berakhlak mulia, baik dengan perkataannya, perbuatannya, ataupun dengan sikapnya. Sesungguhnya seseorang akan mengikuti sahabat atau teman duduknya, dalam hal tabiat dan perilaku. Keduanya saling terikat satu sama lain dalam kebaikan ataupun yang sebaliknya. (Bahjah Quluubil Abrar, 119)
Jika kita tidak mendapat manfaat di atas, minimal masih ada manfaat yang bisa kita peroleh ketika berteman dengan orang yang shalih, yaitu kita akan tercegah dari perbuatan-perbuatan jelek dan maksiat. Teman yang shalih akan selalu menjaga persahabatan, senantiasa mengajak berlomba-lomba dalam kebaikan, berusaha menghilangkan keburukan. Dia juga akan menjaga rahasia kita, baik ketika kita bersamanya maupun tidak. Dia akan memberikan manfaat kepada kita berupa kecintaannya dan doanya pada kita, baik kita masih hidup maupun setelah mati. (Bahjatu Quluubil Abrar, 119)
Wahai saudariku, sungguh manfaat berteman dengan orang yang shalih tidak terhitung banyaknya. Dan begitulah seseorang, akan dinilai sesuai dengan siapakah yang menjadi teman dekatnya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
“Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzidishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)

Bahaya Teman yang Buruk
Jika berteman dengan orang yang shalih dapat memberikan manfaat yang sangat banyak, maka berteman dengan teman yang buruk memberikan akibat yang sebaliknya. Orang yang bersifat jelek dapat mendatangkan bahaya bagi orang yang berteman dengannya, dapat mendatangkan keburukan bagi orang yang bergaul bersamanya. Sungguh betapa banyak kaum yang hancur karena sebab keburukan-keburukan mereka, dan betapa banyak orang yang mengikuti sahabat-sahabat mereka menuju kehancuran, baik sadar ataupun tidak sadar. (Bahjatu Qulubil Abrar, 120)
Oleh karena itulah, sungguh di antara nikmat Allah yang paling besar bagi seorang hamba yang beriman adalah Allah memberinya taufiq berupa teman yang baik. Sebaliknya, di antara ujian bagi seorang hamba adalah Allah mengujinya dengan teman yang buruk. (Bahjah Qulubil Abrar, 120)
Berteman dengan orang shalih akan memperoleh ilmu yang bermanfaat, akhlak yang utama dan amal yang shalih. Adapun berteman dengan orang yang buruk akan mencegahnya dari hal itu semua.


Jadilah Dirimu Sendiri, dan Biarkan Seseorang Mencintaimu Apa Adanya


Tidak perlu menjadi orang lain hanya karena agar disukai banyak orang. Jangan pura-pura menjadi orang lain jika hanya ingin dicintai oleh seseorang. Jika memang tidak ingin berubah maka cukup menjadi diri sendiri.
Dan jika ingin berubah maka berubahlah demi kabaikan diri kamu sendiri. Bukan untuk menarik perhatian orang lain dan ingin sukai bahkan ingin dicintai oleh seseorang.

➪Jangan Berusaha Menjadi Orang Lain Agar Disukai Banyak Orang
Jangan berusaha membohongi orang lain apalagi harus membohongi diri sendiri dengan cara berusaha menjadi orang lain. Apalagi jika hanya karena ingin disukai banyak orang, tidak perlu berusaha menjadi orang lain, karena menjadi dirimu sendiri jauh lebih berharga.
Dari pada harus berusaha menjadi orang lain yang hanya membohongi orang banyak dan diri sendiri. Biarkan orang lain menyukaimu apa adanya tidak perlu berusaha menjadi orang lain agar disukai banyak orang.

➪Apalagi Berubah Agar Dicintai Oleh Seseorang
Buat apa kamu berpura-pura berubah hanya karena ingin dibiang baik dan terlihat baik. Buat apa kamu ingin menarik perhatian seseorang agar kamu dicintai dengan berusaha berubah menjadi orang lain. Sok berubah menjadi lebih baik padahal jauh didalam hatinya cuma ingin mendapatkan perhatian seseorang dan ingin dicintai seseorang.
Ingin dikatakan sudah berubah, padahal dirinya sendiri tidak bahwa dirinya berubah untuk apa. Jangan-jangan berubah hanya agar dicintai oleh seseorang. Tidak perlu segitunya hanya karena ingin dicintai oleh seseorang, lebih baik menjadi diri sendiri.

➪Jika Harus Dicintai, Maka Harus Mencintai Kamu Yang Sesungguhnya Bukan Saat Kamu Menjadi Orang Lain
Seburuk apapun kamu, bukan berarti kamu harus menutupi keburukan kamu dengan cara berusaha menjadi orang lain agar keburukan kamu tertutupi. Selagi kamu masih bisa bernafas itu artinya kamu masih bisa berusaha untuk berubah menjadi lebih baik lagi.
Kamu masih bisa berubah tanpa harus berpura-pura menjadi orang lain agar dicintai oleh seseorang. Karena lebih baik dicintai menjadi dirimu yang apa adanya dari pada harus menjadi orang lain.

➪Buat Apa Berpura-Pura Menjadi Orang Lain, Sedangkan Menjadi Diri Sendiri Itu Jauh Lebih Baik
Biarkan orang mencintaimu apa adanya, jangan berusaha menjadi orang lain. Jika ingin berusaha lebih baik lagi itu adalah keputusan yang baik. Tetapi harus benar-benar dengan niat yang baik, bukan hanya karena ingin disukai banyak orang dan ingin dicintai oleh seseorang.
Jika ingin berubah maka berubahlah demi kebaikanmu sendiri tanpa harus ingin ini, ingin itu. Buat apa menjadi orang lain sedangkan menjadi diri sendiri itu jauh lebih baik dan jauh lebih berharga.

➪Karena Jika Kamu Berpura-Pura Menjadi Orang Lain, Bisa Jadi Yang Mencintaimu Adalah Orang Yang Selalu Berusaha Menjadi Orang Lain Juga
Apapun yang kamu lakukan itu akan kembali pada diri kamu sendiri. Jika kamu berpura-pura menjadi orang lain, jika kamu berpura-pura berubah hanya ingin dicintai oleh seseorang. 
Maka bisa jadi yang menyukaimu, yang mencintaimu adalah orang yang sama-sama berusaha menjadi orang lain. Dia sebenarnya adalah orang yang juga sok baik dan sok berubah.


Kamis, 30 Mei 2019

"Pengen Berhijab Syar'i TAPI Aku masih takut"



👉⏩ TAKUT GAK ISTIQOMAH
 Bismillah, nanti Allah yang menguatkan. 
"Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahaan dalam urusannya". (QS. Ath-Thalaq : 4)
.
👉⏩ TAKUT GAK CANTIK LAGI
 Semua perempuan itu sama di mata Allah yang membedakan hanyalah kadar keimanan dan ketakwaannya.
 "Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian". (HR. Muslim)
.
👉⏩ TAKUT GAK DAPAT PEKERJAAN
 Rezeki sudah Allah tulis sejak engkau berada di dalam rahim, ia tidak akan lupt ataupun tertukar. Bukan atasan atau tempat kerja yang menjamin rizki mu, melainkan Sang Pemilik Takdir, maka mintalah rizki yang baik hanya kepada-Nya. 
"Allah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya." (Tafsir QS. Al 'Azhim 6 : 553)
.
👉⏩ TAKUT DI TINGGAL TEMEN
 Temen yang baik adalah yang selalu mengingatkan mu tentang akhirat dan sebaliknya mereka yang membawamu kepada keburukan baiknya di tinggalkan, karena hanya teman yang shalih bisa membantu akhiratmu. 
"Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabat-sahabat muyang hatinya ada Iman walaupun hanya sebesar zarrah." (HR. Ibnul Mubarak, kitab Az-Zuhd)
.
👉⏩ TAKUT DI JAUHI LAKI-LAKI
 Laki-laki yang baik akan mencari calon pasangan yang baik-baik. Maka tak masalah jika banyak laki-laki meninggalkanmu karena Hijabmu, itu artinya memang ia tak dapat membimbingmu ke surga Allah. 
"Perempuan yang keji adalah untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk perempuan yang keji pula. Perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik pula." (QS. An Nur : 26)
.
📌Masih takut kehilangan Dunia dengan iming-iming Surga? Tutupi tubuhmu dulu sebelum kain kafan yang menutupimu. Jangan sampai ia menjadi penyesalan yang tak dapat di perbaiki lagi. 


Sabtu, 25 Mei 2019

Cinta Ini Karena Allah?



Ada seorang temanku yang berkata, “Dosa gak kalau kita berkata kepada seseorang  jika kita mencintainya karena Allah???”. Lalu saya bertanya balik kepada temanku itu, “Memangnya cinta karena Allah yang kau maksud itu seperti apa???”. Temanku menjawab bahwa dia tidak tahu dan meminta padaku untuk menjelaskan seperti apa sih cinta karena Allah itu.
.
Ibaratnya kita ingin beli pensil karena ingin menulis, tapi kita tidak tahu apa itu menulis. Ketika ditanya, kenapa kamu membeli pensil, jawabannya adalah karena ingin menulis, namun ketika ditanya apa itu menulis, malah tidak bisa menjawab. Apa yang kamu fikirkan kepada orang yang mengaku membeli pensil karena ingin menulis tadi? Dan bagaimana tanggapanmu terhadap temanku yang berkata mencintai seseorang  karena Allah, tapi tidak tahu apa maksud dibalik kata yang diucapkannya???  Apa sih makna dari kata “Aku Mencintaimu Karena Allah???
.
Rasa cinta adalah fitrah yang dimiliki oleh setiap orang. Hal tersebut sangat wajar. Namun, perasaan tersebut menjadi tidak wajar ketika disalahgunakan. Banyak akibat buruk yang ditimbulkan dari menyalahgunakan cinta. Ada orang yang patah hati hingga tak mau merasakan cinta lagi dan memilih menyendiri seumur hidupnya, ada yang malah menjadi LGBT, ada yang berselingkuh, dan bahkan ada yang saling membunuh hingga membunuh dirinya sendiri. Astaghfirullah...
.
Itulah akibat dari cinta yang tidak wajar. Contoh kongkrit dari cinta yang tidak wajar adalah pacaran, ttm-an, selingkuh, baper-baperan, dan lain-lain. Mengapa hal itu saya katakan tidak wajar??? Karena Islam telah melarangnya.
.
Dalam Islam, cinta diatur sangat apik. Cinta yang dijelaskan Islam yang kuketahui itu tidak mengenal rupa, finansial, keturunan, pekerjaan, status sosial, ataupun yang lainnya. Dalam Islam, cinta adalah hal yang halal dan diridhoi selagi cinta tersebut dalam jalur Islam. Cinta yang sejati adalah cinta kepada-Nya dan cinta karena-Nya. Namun seperti apa sih cinta karena Allah itu???
.
Jadi seperti ini, maksudnya tentu saat kau mencintai seseorang karena Allah tentu alasannya agar kau bertambah dekat dengan Allah. Kalau malah jadi melanggar aturan Allah dengan berpacaran, tentu itu tidak bisa disebut mencintai karena Allah. Mengapa??? Karena kau telah melanggar ketentuan-Nya. Kau malah mengikuti kata setan untuk berpacaran. Sebenarnya cintamu itu karena Allah atau karena setan???
.
Hal ini tentu akan sama saja saat kau berkata mencintai seseorang karena Allah. Bukan berarti saat kau merasa dialah jodohmu, itu artinya kau mencintainya karena Allah. Bukan, tentu saja itu bukan. Itu adalah keinginan nafsu dari bisikan setan. Beristigfarlah. Cinta yang seperti itu adalah cinta karena nafsu yang mengaku-ngaku karena Allah, dan itu bohong. Jangan mudah tertipu.
.
Bila ada yang mengatakan seperti itu, coba kau tanyakan apa itu mencintai karena Allah. Cinta seperti apa itu??? Bila ia tidak bisa menjawab, dan inti jawabannya tidak sama dengan apa yang kusampaikan, maka itu bohong. Sama halnya seperti orang yang ingin membeli pensil karena ingin menulis, tapi setelah ditanya apa itu menulis dia tidak paham. Tentu sangat jelas sekali kebohongannya. Lalu, dari mana dia tahu istilah menulis itu. Mungkin saja karena dia hanya mendengar dan sepertinya terdengar begitu keren tanpa tahu apa-apa arti dari kata tersebut sehingga ia hanya mengikuti saja.
.
Bila ada yang mengatakan, aku mencintaimu tanpa alasan. Karena cinta tidak butuh alasan. Nah, hal itu pun hanyalah bualan kosong. Cinta yang seperti itupun adalah cinta dari nafsu, bukan cinta karena Allah. Cinta karena Allah adalah cinta yang memiliki alasan, dan alasannya adalah Allah.
.
Cinta karena Allah adalah cinta yang kau tujukan kepada seseorang karena orang tersebut mencintai Allah pula, karena orang tersebut rajin beribadah kepada Allah pula, dan karena Allah memberimu orang itu sebagai jodohmu. Sehingga ketika orang itu tidak lagi mencintai Allah, tidak lagi beribadah pada Allah, maka cinta itu pun akan hilang. Itulah makna dari mencintai karena Allah.
.
Satu hal yang perlu kita ketahui, bila ada seseorang yang mengatakan “Aku mencintai-Mu karena Allah” akan tetapi tidak menikahimu namun malah memacarimu, percayalah itu hanya omong kosong, bohong. Jangan percaya...


Hati memang terbolak-balik



Hati kita ibarat langit yang tak mentu keadaannya. Terkadang hujan tiba-tiba turun saat panas terik tengah menyelimuti hari. Kadang pula ada awan-awan gelap berarak menyapa hari yang sebelumnya cerah-cerah saja.
.

Begitulah hati terkadang sulit untuk di mengerti seperti cuaca yang terkadang sulit untuk diprediksi. Itulah mengapa urusan hati sering kali terasa pelik untuk sekedar diungkapkan atau dijelaskan.
.

Untuk itu jagalah hati agar tidak mudah tercemar, agar ia selalu cerah menawan, dan selalu dalam keistiqomahan. Menjaga hati memang tidak mudah, tetapi bukan tidak mungkin untuk diupayakan.
.

Bila hati ibarat langit yang berubah-ubah keadaannya, maka mintalah Allah untuk menggenggamnya. Hati memang terbolak-balik, tapi semoga kita selalu bisa  mengarahkannya pada hal-hal yang baik.

Sabtu, 11 Mei 2019

🚫JANGAN SEMBARANGAN NGASIH LOVE🚫





Bismillah..
.
🚫JANGAN SEMBARANGAN NGASIH LOVE🚫
.
saudara-saudariku...
Berikanlah 'Double Tap' mu hanya kepada postingan yang baik, benar dan bermanfaat yang bisa menjadi amal jariyah bagimu.
.
Mengapa? Begini yaa  🙂 kita tidak pernah tau, mungkin diantara followers kita ada yang sedang kepo dengan 'following activity' (aktivitas orang yang diikuti), lalu kemudian dia pun ingin tahu tentang posyingan apa yang sudah kita like (?) Atau apa yang kita like biasanya juga muncul di fitur "search" followers kan???
.
Naahh, kalau postingan yang kita like itu baik dan benar, maka insyaAllah postingan tersebut akan menjadi manfaat untuk yang melihatnya dan menjadi pahala yang mengalir untuk kita.
.
Tapi jika sebaliknya? Yang kita like ternyata postingan yang :
❌Bertentangan dengan syariat
❌Umbar aurat
❌Haram dilihat
❌Mengundang syahwat
❌Membuat mata maksiat
❌Menjadikan diri kufur nikmat
❌Berdampak lalai dari mengingat akhirat
❌Dan sebagainya.
Subhanallah.... jika demikian adanya, Tidakkah kita sadar telah menjadi jembatan bagi saudara kita dalam hal perbuatan dosa??
.
Lalu bagaimana jika yang kepo ternyata tidak hanya satu dua??? Mirisnya, ini adalah "kebiasaan" sehari-hari kita!!! Padahal.... Perbuatan yang demikian ini bisa menjadi dosa jariyah bagi diri sendiri. Dosa yang terus mengalir yang akan beruntun dipertanggung jawabkan nanti diakhirat. Sanggupkah kita bila harus menanggung itu semua??? Sedangkan dosa sendiri saja tak terhitung jumlahmya.
.
Inilah hal yang dianggap biasa, Padahal bisa membuat diri binasa. Kalaulaj tak dirasa didunia, Mungkin diakhirat sana. Wal iyaadzubillah :')
Allah Subhanaahu wa Ta'ala berfirman : "Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat Dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan keburukan seberat Dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." [Qs. Al Zalzalah: 7-8]
.
Maka, kita semua janganlah memberi 'Double Tap' semata karena keinginanmu. Tetapi fikirkanlah juga apa dampaknya bagi yang turut melihat 'Double Tap'mu 😇

Dilema Kaum Hawa Masa Kini

Menunggu yang Dicinta atau Mencari yang Pasti Saja? Bagi perempuan, cinta itu yang utama adalah kepastian. Kenapa demikian? Karena bagaimana...