PENDAHULUAN
- TUJUAN
Adapun tujuan tulisan yang saya buat ini yaitu sebagai
berikut :
- Untuk mendiskripsikan tentang keunikan Masjid Besar Kauman Sragen.
- Untuk mengetahui apa saja kegiatan yang diselenggarakan Masjid Besar Kauman Sragen
- KEUNIKAN
Adapun
keunikan dari Masjid Besar Kauman Sragen ini yaitu arsitektur bangunan
masjid. Bangunan yang telah berusia
lebih dari lima puluh tahun diantaranya yaitu Mirhab, Mimbar,
Tempat wudhu, Bedug dan kentungan, Umpak, Tiang/soko guru, Atap Tumpang dan
makam. Masjid Kauman ini menggunakan arsitektur bangunan tipe joglo Jawa. Unsur Ornamen ukiran yang terdapat
di Masjid Besar Kauman
Sragen terdiri dari ukiran Lunglungan pada soko guru atau tiang bagian
atas, ukiran Praba dan Saton pada Soko guru bagian bawah, ukiran Sulur-suluran
pada Mimbar masjid.
- METODE
Adapun metode yang saya lakukan untuk mengetahui
informasi yang ada pada Masjid Besar Kauman ini yaitu sebagai berikut :
- Pengamatan Langsung
Observasi yang saya lakukan ini di Masjid Besar
Kauman Sragen yang lokasinya di dusun Kauman, Sragen wetan, Sragen. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara
langsung tentang bentuk bangunan dan kegiatan yang diselenggarakan di Masjid Besar
Kauman Sragen.
- Wawancara
Untuk mengetahui informasi yang ada di Masjid Besar Kauman Sragen ini, saya
melakukan wawancara dengan seorang takmir masjid yang bernama Bapak Drs.
Arkanuddin Masruri M.Ag. Beliau merupakan tokoh yang berperan dalam sejarah
masjid Besar Kauman Sragen. Observasi dilakukan pada hari Minggu, 5 November
2017 pukul 08.30 WIB.
PEMBAHASAN
Sejarah
Masjid Besar
Kauman Sragen
Masjid Besar Kauman Sragen didirikan oleh seorang ulama dari Bojonegoro
pada saat Kabupaten Sragen bernama bumi Sukowati. Ulama tersebut merupakan
seorang saudagar yang kaya raya yang bernama K.H.Zaenal Mustopo. Pada awalnya
K.H.Zaenal Mustopo datang ke Kasunanan Surakarta, kemudian Kyai tersebut diangkat
sebagai penghulu agama oleh Sunan Paku Buwono IV. Sebagai penghulu agama yang baru, K.H.Zaenal
Mustopo ditugaskan untuk membina masyarakat didaerah Sukowati.
K.H.Zaenal Mustopo kemudian tinggal
di sebuah daerah yang dinamakan sebagai Dukuh Kauman. Nama Kauman berasal dari
bahasa Arab yaitu qoimmuddin yang berarti penegak agama. Sedangkan dalam
bahasa Jawa diistilahkan menjadi kaum atau pakauman yang berarti sebagai tempat
para kaum. Masjid Besar Kauman
ini merupakan masjid tertua di Kabupaten Sragen, dan lokasinya berada dipusat
kota Sragen yang berdekatan dengan Rumah Dinas Sragen dan Taman Krido Anggo.
Pada saat itu K.H.Zaenal Mustopo
bersama keluarganya tinggal dan menetap di Dukuh Kauman sebagai utusan untuk menyebarkan agama islam di Sragen.
Untuk menyebarkan Agama Islam itulah beliau mendirikan sebuah masjid, yang
kemudian dinamakan sebagai Masjid Kauman. Karena Masjid ini terletak di wilayah
kota yang kecil maka masjid ini diberi nama Masjid Jamik Kauman. Namun saat ini
Masjid Jamik Kauman sudah berubah nama menjadi Masjid Besar Kauman Sragen.
Tentang perubahan nama menjadi Masjid Besar Kauman Sragen ini belum diketahui
sumber yang jelas mengenai kapan terjadinya perubahan nama tersebut.
Masjid Besar Kauman ini dibangun
pada tahun 1825 M oleh K.H.Zaenal Mustopo, awalnya masjid ini hanya berupa
surau biasa, tembok masjid berasal dari bambu yang biasa disebut dengan gedhek.
Luas masjid awalnya kurang lebih 300 m²
dengan luas tanah 515 m².
Tata ruang bangunan masjid terdiri dari ruang masjid utama yang dilengkapi dengan mihrab, sebuah
serambi yang masih berlantai tanah, dan tempat wudhu. Soko guru atau tiang yang berjumlah empat berasal dari tempat yang berbeda. Dua
tiang berasal dari Demak, dan yang dua lagi berasal dari Tunoloyo suatu daerah
di Surakarta yang saat ini dijadikan sebagai makam.
Masjid ini juga dilengkapi dengan
fasilitas sumur, padasan, bedug, kentongan dan mimbar. Pada tahun 1970 M masjid
ini diwakafkan dan menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen
dan pada tahun inilah struktur bangunan masjid diperluas dengan digantikannya gedhek
dengan tembok beton. Pada kedua sisi mihrab ditambahkan hiasan dinding berupa
kaligrafi.
Proses Renovasi Masjid dari Tahun ke Tahun
Pada tahun 1995 ada renovasi
sehingga terjadi penambahan ruang, yaitu di sisi kanan dan sisi kiri ruang utama. Sebelah kiri ruang utama sebagai
pawastren ( ruang sholat untuk wanita ), sedangkan sisi kanan digunakan sebagai
serambi, selain itu bagian depan ruang utama juga dibangun satu ruang untuk
serambi utama dan ditambah dengan teras. Dan ruang masjid kemudian diperbaiki
dengan lantai tegel. Tempat wudhu dibangun disisi kanan dan kiri masjid dengan
kamar mandi keramik. Tempat wudhu pria terletak disebelah kanan masjid,
sedangkan tempat wudhu wanita terletak disebelah kiri masjid dan berdekatan
dengan pawastren.
Seiring
dengan berjalannya waktu, pada tahun 2014 Masjid Kauman Sragen
mengalami perbaikan atau renovasi secara total. Luasnya saat ini memiliki luas
tanah 578 m² dengan luas bangunan masjid 400 m². Pada bagian atap masjid ditinggikan
dengan menyambung Soko guru atau tiang dengan beton, namun tetap dipertahankan
bentuk keasliannya. Disisi kiri masjid Kauman Sragen
dibangun menara masjid. Biaya pembangunan masjid berasal dari Pemerintah
Daerah, kas masjid serta sumbangan dari donatur.
Saat ada renovasi pada tahun 2014,
terdapat penambahan beberapa bagian
masjid. Masjid dibangun berlantai dua, sehingga bagian ruang utama
masjid terjadi penambahan ruangan dan tangga untuk menuju lantai dua. Tangga
masjid berada disisi kiri yaitu dibagian serambi, yang kedua berada disisi
kanan bagian pawastren atau tempat wanita. Tangga masjid ini berlapiskan marmer
yang berwarna kecoklatan sedangkan pembatas tangga dibuat dari kayu jati yang
di plitur dengan warna coklat.
Keunikan
Arsitektur Bangunan Masjid
Masjid Besar Kauman Sragen termasuk
dalam golongan masjid yang bercorak tradisional Jawa. Pada pintu gerbang Masjid bentuknya sangat sederhana, namun pintu
gerbang ini terdiri dari tiga pintu. Satu pintu tengah berukuran besar
sedangkan dua pintu disisi kanan dan kiri berukuran kecil. Satu pintu yang
ukuran besar digunakan untuk jalur mobil atau kendaraan, sedangkan dua pintu
kecil digunakan untuk pejalan kaki. Pintu gerbang ini berwarna putih dan
memiliki ukiran-ukiran yang cukup unik karena dari bebatuan yang berbentuk
bunga di bagian pojok bawah kanan dan kiri.
Selain itu terdapat umpak yang
fungsinya sebagai penyangga tiang-tiang yang berdiri diatasnya, selain itu juga
berfungsi sebagai pelindung dari kelembaban tanah dan gempa. Umpak yang
digunakan pada masjid ini adalah umpak batu. Umpak persegi pada masjid ini
berjumlah empat buah sesuai dengan jumlah soko guru atau tiang yang menyangga
atap ruang utama. Umpak
masjid ini belum mengalami perubahan, usia umpak sendiri sudah lebih dari lima
puluh tahun. Umpak ini memiliki ukuran keliling 480 cm.
Pada ruang utama terdapat lima
pintu, satu di samping kiri, satu disamping kanan, dan tiga di depan. Pada ruang utama Masjid Besar Kauman ini
berbentuk bujur sangkar. Ruangan ini memiliki ukuran 13,9x15 meter, dengan
dibatasi tembok pada keempat sisinya. Ruang utama ditopang dengan empat soko
guru atau tiang yang berukuran cukup besar. Keempat tiang ini memiliki bentuk
persegi, bagian atas umpak terdapat hiasan ukiran-ukiran dari kayu. Pada bagian
puncak tiang terdapat ukiran yang berwarna biru. Masing-masing tiang tingginya
7 meter dan berdiameter 40cm.
Pada ruang utama Masjid Besar Kauman terdapat Mihrab yang berada
didinding sebelah barat sebagai dinding kiblat dengan bingkai tegak lurus ke atas. Pada bagian dalam mihrab di kedua sisinya
terdapat jendela kaca dan ventilasi kecil yang berfungsi sebagai penerangan.
Tinggi relung 5,5 meter dan lebarnya 3,32 meter. Selain itu terdapat mimbar
yang berfungsi sebagai tempat untuk khatib ketika berkhutbah. Pada mimbar
terdapat ukiran yang dicat dengan warna kuning. Mimbar ini terbuat dari kayu
jati yang berwarna hijau dan memiliki ukiran-ukiran daun pada sisi depan dan
sisi belakangnya. Ukuran mimbar yaitu 0,9 meter x 1,43 meter.
Pada serambi masjid Kauman Sragen
ini biasanya digunakan untuk acara pengajian, maulid, manasik haji, dan shalat.
Serambi tersebut terletak dibagian ruang utama yang berukuran 11,8 meter x 13,9
meter. Serambi ini dibangun tanpa dinding sebagai gantinya adalah dua tiang
yang berbentuk persegi dengan lebar keliling 56,5 cm. Pada serambi ini dengan
tegel keramik berukuran 40 x 40 cm. Serambi kedua berada disebelah utara ruang
utama, serambi ini merupakan serambi tertutup karena terdapat tembok dan pintu
dengan ukuran 3,5 x 13 m. Pada serambi ini terdapat rak buku bacaan agama
Islam, meja dan rak tempat penyimpanan Al-Qur'an.
Tidak berbeda jauh dengan
masjid-masjid kuno di Jawa, pada Masjid Kauman ini terdapat ruangan wanita atau
pawastren. Ruangan ini bersatu dengan bangunan utama tetapi diberi batas
tembok, tembok ini memiliki satu pintu dan satu jendela dua pintu yang cukup
lebar. Fungsi pintu dan jendela yaitu untuk mengetahui gerakan imam atau
khatib. Ruangan ini berukuran 3,5 meter x 15 meter dengan pintu masuk sebelah
timur, dekat pintu masuk terdapat almari kaca yang cukup besar untuk menyimpan
mukena.
Masjid Kauman Sragen ini memiliki
atap bertumpang. Atap bertumpang adalah atap yang bentuknya bujur sangkar yang
bertingkat-tingkat, semakin ke atas semakin kecil seperti piramid. Atap
tumpang masjid ini berjumlah tiga susun
yang memiliki makna atau arti tersendiri yaitu simbol Iman, Islam, dan Ikhsan
(Takwa). Sedangkan ujung tajuk berbentuk lancip yang berarti bahwa lancip yakni
lambang keabdian Tuhan.
Tempat wudhu pada Masjid Kauman
Sragen ini dibagi menjadi dua yaitu tempat wudhu pria dan tempat wudhu wanita.
Pada awalnya hanya terdapat satu tempat wudhu saja, yang terletak di Utara yang
sekarang menjadi tempat wudhu pria. Tempat wudhu pria terletak disebelah utara
masjid, berdekatan dengan serambi kiri masjid. Sedangkan tempat wudhu wanita
terletak di sebelah selatan masjid, berdekatan dengan ruang wanita atau
pawastren.
Bangunan lain yang terdapat pada
Masjid Kauman Sragen yaitu makam. Makam pada masjid Kauman Sragen ini terletak
disebelah barat masjid. Diantara makam-makam tersebut ada tiga makam yang
letaknya berada di dalam sebuah bangunan. Bangunan tersebut dibatasi dengan
pagar besi dan atapnya menggunakan seng. Tiga makam tersebut merupakan makam
dari pendiri masjid yaitu K.H.Zaenal Mustopo serta kedua istrinya.
Megenal Bedug dan Kentongan
Pada Masjid Kauman terdapat Bedug
yang ukurannya cukup besar dan diperkirakan sudah berumur tua yang terletak di
serambi bagian Utara. Posisinya digantung dengan sebuah kayu melintang yang
disanggah dengan dua buah kayu yang cukup kuat. Bedug berbentuk silindris
terbuat dari kayu jati bulat dengan dua membran pada kedua ujungnya yang
terbuat dari kulit lembu. Diameter bedug yaitu
0,7
meter dan tingginya 1,7 meter.
Pada sisi bedug yang terbuat dari
kayu sudah sedikit lapuk karena usianya yang sudah tua. Warna bedug didominasi
dengan warna hijau. Sedangkan kentongan berbentuk lonjong pada sisi tengahnya
dilubangi untuk mengahasilkan suara. Pada sisi lubang kentongan bagian bawah
sudah terlihat lapuk karena sudah ada bagian yang berlubang dan usianya yang
sudah tua. Sedangkan tinggi kentongan 1,4 meter dan panjangnya 1,05 meter. Warna kentongan juga didominasi
warna hijau.
Keunikan
Ornamen Ukiran dan Indahnya Seni Kaligrafi
Ada beberapa keindahan seni ukir
pada Masjid Kauman Sragen ini, yaitu terlihat pada soko guru atau tiang
penyangga banguan utama. Pada soko guru ini terdapat tiga ukiran, yaitu ukiran tlacapan
berupa deretan segitiga pada paling atas tiang, ukiran wajikan yaitu
ukiran yang berbentuk belah ketupat dan dibagian tengahnya terdapat ukuran
bunga dan daun, ukiran ini terletak dibagian tengah soko guru atau tiang, dan
ada ukiran jenis praba yaitu ukiran berbentuk melengkung meninggi dengan
berujung di tengah serta terdapat ukiran saton yang terletak di bagian
atas dan bawah tiang.
Selain bentuk ukiran yang
bermacam-macam, masjid Kauman Sragen juga memiliki seni kaligrafi yang ada pada
Mirhab. Mirhab berbentuk persegi, kaligrafinya terdapat didalam mirhab dan
didinding sisi kanan dan sisi kiri. Namun, pada akhir tahun 2014, mirhab masjid
di renovasi menjadi bentuk persegi meninggi, sedangkan tulisan arabnya atau
kaligrafinya dihilangkan.
Kegiatan
Yang Diselenggarakan Masjid Kauman
Selain bentuk arsitektur bangunan yang memiliki
kecirikhasan tersendiri, masjid
Kauman Sragen juga memiliki kajian rutinan mulai pukul 06.30 WIB - 08.30 WIB.
Jadwal kajian tersebut dibagi menjadi lima, pertama kajian pada Ahad Legi
dengan materi fiqh dan sebagai pematerinya yaitu Kyai Riyadh Mushoffa dan Kyai
Ahmad Mustaqim. Kedua, kajian pada Ahad Pon dengan materi pengajian umum dan
sebagai pematerinya yaitu para Kyai, Asatidz, dan Habaib. Ketiga, kajian pada
Ahad Kliwon dengan materi Hadist dan sebagai pematerinya yaiti K.H. Nur Amin
dan Kyai Nur Muhammad. Keempat, kajian pada Ahad Pahing dengan materi tafsif
dan sebagai pemateri yaitu K.H.Minanul 'Aziz dan K.H. Dahlan. Dan kelima,
kajian pada Ahad Wage dengan materi Aswaja dan sebagai pematerinya yaitu K.H.
Ma'sum Abi Darbak.
REFLEKSI
Masjid Besar Kauman Sragen merupakan masjid tertua di Kabupaten Sragen, sehingga
keberadaannya dijadikan sebagai warisan budaya. Nilai kekunoan
dari bangunan masjid Kauman Sragen ini dapat dilihat pada usianya, telah berusia lebih dari lima puluh
tahun. Bangunan yang telah berusia lima puluh tahun yaitu Mirhab, Mimbar,
Tempat wudhu, Bedug dan kentungan, Umpak, Tiang/soko guru, Atap Tumpang dan
makam. Masjid Kauman ini menggunakan arsitektur bangunan tipe joglo jawa.
Masjid
Besar Kauman Sragen merupakan
bukti nyata dari peniggalan Kraton Kasunanaan Surakarta di Kabupaten Sragen.
Bukti arkeologis tersebut pantas dijadikan sebagai situs warisan budaya. Oleh
karena itu kita sebagai penerus budaya leluhur harus menjaga keberadaan Masjid Besar
Kauman Sragen. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah informasi pembaca tentang yang ada pada Masjid Besar
Kauman Sragen.
Lampiran
Foto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar