NAMA : DISTINA
HIDAYATI
NIM : 175231017
KELAS : PERBANKAN
SYARIAH 2A
Istilah pondok pesantren sendiri
merupakan suatu lembaga atau tempat yang digunakan sebagai pendidikan Islam.
Dimana di dalam pondok pesantren terdapat kyai, ustadz, dan juga para santriwan
dan santriwati yang tinggal atau mondok bersama di dalam suatu asrama. Awal
mulanya ketika saya yang belum pernah merasakan bagaimana kehidupan serta
suasana yang ada di pondok pesantren, menjadikan saya seakan-akan merasa kurang
mengetahui mengenai hal yang ada di
dalam pondok pesantren.
Sebagai mahasiswa, saya harus
melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Hari-hari yang sudah dilalui, saya
mulai mencari pondok pesantren yang berada di daerah Boyolali, tepatnya di
daerah Kacangan, Andong, Boyolali. Nama pondok pesantren tersebut yaitu pondok Darussalam. Saya memilih pondok pesantren tersebut
karena, dalam ketentuan tugas yang sudah di bagi, mendapat wilayah antara
Boyolali dan Klaten. Saya menuju ke pondok pesantren Darussalam ini karena
teman saya yang dulunya pernah mondok di daerah boyolali, tetapi bukan pondok
Darussalam sehingga diapun mengetahui pondok-pondok yang ada di Boyolali. Dan
menurut saya jarak pondok pesantren Darussalam tidak terlalu jauh, yaitu kurang
lebih sekitar satu jam dari kampus IAIN Surakarta.
Saya mulai mencari pondok pesantren
setelah selesai mata kuliah. Ketika dalam perjalanan dengan keadaan jalan yang
sedikit membuat uji nyali itu dengan waktu kurang lebih satu jam. Keadaan jalan
yang naik turun serta berlubang dengan samping kanan kiri terdapat
tebing-tebing membuat saya merasa uji nyali. Setelah kurang lebih satu
jam, akhirnya sampai ke pondok pesantren
Darussalam. Sesampainya di pondok pesantren, saya menemui lurah pondok atau
bisa disebut sebagai pimpinan pondok. Sayapun mulai bernegoisasi bahwa akan
mondok selama satu hari duapuluh empat jam.
Berhubung pengasuh pondok pesantren
sedang ada kepentingan saat itu, tanggapan akan hal negosiasi kepada lurah
tersebut masih menunggu kepada pengasuh pondok pesantren Darussalam. Dan dihari
kemudian saya datang kembali untuk menanyakan bahwasannya akan mondok selama
satu hari duapuluh empat jam. Alhasil pengasuh pondok pesantren Darussalam mengizinkannya untuk mondok selama satu hari
duapuluh empat jam.
Pondok pesantren
Darussalam didirikan pada tahun seribu sembilanratus sembilan puluh tujuh oleh
K.H M.Zaidun A.Q. Beliau mendirikan pondok pesantren Darussalam dengan alasan
karena pada tahun seribu sembilanratus sembilan puluh banyak anak-anak yang
mengaji di daerah Kacangan, Andong, Boyolali sehingga beliau memiliki inisiatif
untuk mendirikan pondok tersebut. Lokasi pondok yang berada dekat
dengan pemukiman warga serta daerah pasar, membuat orang tidak merasa asing
tentang pondok Darussalam serta lokasinya yang berhadapan dengan yayasan
pendidikan Islam El-Zahwa.
Seiring berkembangnya waktu, keadaan
pondok yang awalnya hanya mempunyai satu gedung, saat ini telah memiliki tiga
gedung. Ketiga gedung tersebut yaitu pendopo yang biasanya digunakan untuk
aktivitas mengaji, dan dua gedung lainnya yaitu gedung asrama putri dan juga
gedung asrama putra. Jumlah santriwati pondok tersebut kurang lebih duaratus,
sedangkan jumlah santriwan sebanyak kurang lebih seratus lima belas.
Didalam pondok Darussalam terdapat
peraturan yang diantaranya yaitu mengenai kewajiban-kewajiban bagi santri
pondok Darussalam yaitu:
1. Semua santri harus taat dan menghormati Bapak
Kyai atau Ibu Nyai sekeluarga dan Dewan Asatidz maupun Asatidzah
2.
Semua santri wajib mengikuti kegiatan pondok
3.
Semua santri wajib menjaga nama baik pondok, pengasuh dan Dewan Asatidz atau
Asatidzah
4.
Semua santri harus menjaga kebersihan, ketertiban, dan keamanan pondok
5.
Semua santri harus meminta izin kepada Bapak Kyai atau Ibu Nyai bagi yang
pulang, bepergian, kembali dan pindah pondok
6.
Semua santri harus membayar syariyah tiap bulan menurut ketentuan yang berlaku
7.
Semua santri harus mengikuti sholat berjamaah setiap waktunya
8.
Semua santri wajib mengikuti mujahadah dan sholat malam
9.
Semua santri wajib membayar administrasi fasilitas pondok yang telah ditentukan
10.
Semua santri wajib berpakaian rapi di dalam maupun diluar pondok
11.
Semua santri wajib mengikuti Program Kegiatan Mengajar (KBM)
Selain kewajiban-kewajiban yang harus
ditaati oleh santri pondok Darussalam, terdapat larangan-larangan bagi santri,
diantaranya yaitu semua santri dilarang melanggar syariat islam, dilarang
mencemarkan nama baik pondok, pengasuh, dan juga Dewan Asatidz atau Asatidzah,
dilarang mengambil atau memakai barang orang lain tanpa izin (Ghozob), dilarang
bepergian tanpa izin, dilarang membawa barang berharga atau elektronik,
dilarang merusak fasilitas pondok, dilarang membuang sampah sembarangan,
dilarang membuat gaduh didalam maupin diluar pondok, dan semua santri dilarang
melanggar kewajiban yang telah ditetapkan, apabila ada santri yang melanggar
peraturan tersebut, akan dikenakan denda atau takziran yang telah ditentukan
oleh pondok Darussalam.
Ketika tanda bel berbunyi
"kringgg!!!" sebanyak tiga kali menunjukan pukul tiga sore, semua
santri melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim untuk melaksanakan ibadah
sholat ashar. Setelah sholat ashar, para santri putra maupun putri melaksanakan
kegiatan mengaji. Pada kajian tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yatu
binadzor dan Chufadz yang dibimbing oleh Ibuk Nyai, munjizatan, dan juga juz amma yang dibimbing oleh ustadz dan
ustadzah pondok Darussalam.
Kegiatan mengaji pada pondok Darussalam
dibagi menjadi enam kelas. Setiap malam senin kelas satu belajar tentang tauhid, kelas dua belajar tentang Tajwid, kelas kelas tiga belajar
tentang Tauhid, kelas empat belajar tentang Tarih, kelas lima belajar tentang
Tajwid, dan kelas lima belajar tentang Ahlaq. Pada malam selasa kelas satu
belajar tentang tajwid, kelas dua belajar tentang tarih, kelas tiga belajar
tentang tarih, kelas empat belajar tentang nahwu, kelas lima belajar tentang
tarih dan kelas enam belajar tentang Tauhid. Pada malam rabu kelas satu belajar
tentang fiqih, kelas dua belajar tentang fiqih, kelas tiga belajar tentang
nahwu, kelas empat belajar tentang ahlak, kelas lima belajar tentang fiqih, dan
kelas enam belajar tentang tauhid.
Pada malam kamis kelas satu belajar
tentang tarih, kelas dua belajar tentang nahwu, kelas tiga belajar tentang
tajwid, kelas empat belajar tentang tauhid, kelas lima belajar tentang nahwu,
dan kelas enam belajar tentang fiqih. Kegiatan mengaji pada malam jum'at dan
dan malam minggu di pondok Darussalam libur. Pada malam sabtu kelas satu
belajar tentang ahlaq, kelas dua belajar tentang tauhid, kelas tiga belajar
tentang fiqih, kelas empat belajar tentang fiqih, kelas lima belajar tentang
tauhid, dan kelas enam belajar tentang tajwid.
Ada
beberapa kitab yang digunakan di pondok Darussalam, diantaranya yaitu :
A.
Akhlak : ngudi susilo, alala, akhlaku libanin,
B.
Tauhid : aqidatul awam, aqoidud diniyah, aqidatul islamiyah, jawahirul
kalamiyah
C.
Nahwu : tsimarul janiyah, jurumiyah, imrithi, alfiyyah
D.
Tajwid : syifaul jinan, tuhfatul athfal, tanwirul qori', jazariyah
E.
Fiqih : fasholatan, mabadi fiqih, fathul qorib
F.
Tarikh : tarikh nabi saw., khulafaur rasyidin, khulasoh nurul yaqin
G.
Shorof : qowaidus shorfiyyah
H.
Imlak : pegon
Ketika waktu menunjukkan pukul tiga
pagi, tanda bel berbunyi "kringgg!!!" membangunkan seluruh santri
yang ada di pesantren Darussalam untuk melaksanakan sholat tahajud, setelah
selesai sholat tahajud para santri sembari menunggu adzan sholat subuh ,
santri-santri membaca Al-Qur'an. Ketika waktu adzan sholat subuh sudah berkumandang,
para santri melaksanakan ibadah sholat subuh secara berjamaah. Di dalam pondok
Darussalam, sholat diwajibkan untuk berjamaah di mushollah pondok Darussalam.
Setelah selesai sholat subuh, para santri membaca askar ( askar adalah doa pagi
yang setiap hari di baca oleh para santri).
Setelah sholat subuh para santri bersiap
untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar sampai jam 11.30, dan kemudian
bersiap untuk ke mushollah untuk melaksanakan sholat zuhur berjamaah. Setalah
sholat zuhur, mereka makan siang bersama-sama. Didalam pondok pesantren juga
terdapat koperasi yang disedian untuk memenuhi kebutuhan para santri.
Lima belas menit sebelum bel sholat ashar berbunyi,
biasanya di gunakan santri untuk tidur atau hanya sekedar rebahan setelah
seharian belajar. Setelah sholat ashar di lanjutkan para santri bersiap untuk
melanjutkan belajar pelajaran pondok seperti tauhid, tajwid, ahlaq, nahwu,
fiqih, dan Imlak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Selesainya mengaji
itu para santri melanjutkan aktivitasnya masing-masing. Ada yang mengantri
mandi, mencuci serta mengantri menyetrika. Ketika menyetrika ada ketentuan
bahwa setiap satu menit senilai dengan seratus rupiah yang dibawah meja
terdapat kotak untuk meletakkan uang tersebut.
Pukul 17.45 para santri harus
bersiap-siap untuk ke mushollah untuk melaksanakan sholat magrib berjamaah.
Selesainnya sholat magrib dilanjutkan dengan setoran hafalan surat. Sembari
menunggu waktu adzan sholat isya' berkumandang, para santri membaca Al-Qur'an.
Ketika waktu telah menunjukkan adzan sholat isya', maka para santri
bersiap-siap melaksanakan sholat isya' berjamaah. Selesainya sholat berjamaah,
dilanjutkan dengan kegiatan belajar tentang tauhid, tajwid, ahlaq, nahwu,
fiqih, dan Imlak seperti waktu selesai sholat asar. Selesai belajar sekitar jam
sembilan malam, kemudian segala kegiatan pondok berhenti dan digunakan untuk
istirahat dan tidur untuk dapat
melaksanakan aktivitas esok hari.
Pesantren
atau lebih tepatnya para santri adalah orang-orang luar biasa saya kira, karena mereka terbiasa hidup dalam
aturan yang telah dibuat duapuluh empat jam untuknya. Sekolah bagi mereka
adalah duapuluh empat jam, tidak hanya sekolah saat jam pelajaran berbagai mata
pelajaran namun sepulang dari belajar mata pelajaran mereka kembali ke pondok
untuk kemudian mendapatkan pelajaran tambahan kembali baik musrif/ah. Yang
selalu memantau mereka.
Terbiasa bangun jam tiga untuk melaksanakan sholat tahajud serta
berbagai aktivitas ibadah yang sudah diagendakan oleh pondok pesantren. Qiyamullail
berjamaah hingga mendengarkan ceramah setelah sholat subuh. Menyetor hafalan di
sela-sela aktivitas di luar mata pelajaran dan berbagai kegiatan belajar
lainnya di luar mata pelajaran, sekolah dan belajar bagi santri pesantren
adalah duapuluh empat jam. Dengan berbagai hal baru yang mereka pelajari.
Kedisiplinan dan juga aturan yang ketat sudah terkenal di pesantren. Bisa
diperhatikan juga hal ini dari film dan novelnya A. Fuady, "Negeri Lima
Menara" bagiamana kehidupan santri di pesantren. Kemandirian dan
kedisiplinan tinggi akan mereka rasakan. Sanksi akan mereka dapatkan jika jelas
melanggar aturan yang telah disepakati.
Mereka dididik
dengan kesederhanaan kehidupan walaupun aslinya mungkin para santri adalah anak
pejabat sekalipun, namun mengenai kehidupan di pesantren maka tiada pandang
bulu dalam menerapkan kedisiplinan dan aturan bersama, tidur dan istirahat
dengan fasilitas seadanya, kenyamanan tidur di kasur empuk di rumah orang tua
telah mereka kesampingkan demi mendapatkan ilmu dari pada kiai dan ustadz.
Suasana di pesantren tentulah sangat
mengasikkan, karena setiap hari mendapatkan wejangan ilmu dan nasehat dari kiai
dan ustadz. Siraman rohani selalu
menghiasi qalbu santri. Belajar duapuluh
empat jam tentulah bukan hal yang mudah,
tapi tetap dijalani demi masa depan yang lebih cerah. Baik dari segi ilmu
pengetahuan maupun ilmu agama. Meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Dalam Agama
islam mewajibkan menuntut ilmu bagi setiap muslim, jadi setiap muslim harus
terus belajar kapanpun dan dimanapun serta tidak mengenal usia dalam belajar.
Agama islam sendiri juga tidak pernah
mengajarkan kepada umatnya untuk menyerah dalam berbagai tantangan. Allah SWT
juga tidak akan memberikan cobaan kepada umatnya melampaui kemampuannya.
Kehidupan di pesantren banyak
mengajarkan saya sebagai orang awam mengerti akan kemandirian, kebersamaan,
serta keikhlasan. Hal yang terpenting yaitu mengajarkan ketaqwaan kepada Allah
SWT. Berbicara kebersamaan, dipesantren kebersamaan antara santri yang satu
dengan yang lainnya sangat kuat seakan – akan sudah menjadi keluarga yang
selalu bersama. Saya ingat, ketika ada orang tua santri yang datang untuk
mengunjungi anaknya, pasti wali santri membawa nasi untuk anaknya serta santri
lainnya yang tinggal sekamar. Dari bungkusan nasi itulah kebersamaan santri
terihat, sebelum makan bungkusan nasi itu digabung jadi satu sehingga bisa
makan bersama – sama, ramai saling berebut nasi sudah menjadi hal biasa yang
menjadikan sebuah kebersamaan semakin erat.
Berkaitannya sebagai mahasiswa Perguruan
Tinggi Negeri Islam,
tak asing lagi apa itu pondok pesantren, serta dapat mengetahui akan suasana
kehidupan yang ada di pesantren. Sebagai
seorang mahasiswa tidak hanya berteman
dilingkungan kampus saja tetapi, berinteraksi langsung dengan masyarakat.
Selain itu sebagai mahasiswa dapat berperan aktif dalam berbagai kegiatan
sehingga dapat menambah wawasan serta mampu menciptakan sikap sosial dan mampu
akan menyikapi hal-hal yang ada dilingkungan disekitar. Dengan adanya kegiatan
mondok selama satu hari dua puluh empat jam itu, saya berharap kepada para santriwan santriwati pondok
pesantren Darussalam untuk tetap istiqomah serta menjadi generasi islam yang
bertaqwa dan berakhlak mulia yang terus mengamalkan segala hal yang sudah
dipelajari kepada orang lain dan menyampaikan ilmunya.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar