Rabu, 21 Maret 2018

PUDARNYA BUDAYA MEMBACA DAN MENULIS ANAK SEKOLAH





NAMA           : DISTINA HIDAYATI
NIM                :175231017
KELAS          : PERBANKAN SYARIAH 2A
Jumlah kata   :826

PUDARNYA BUDAYA MEMBACA DAN MENULIS ANAK SEKOLAH
Seiring dengan perkembangannya teknologi saat ini yang semakin pesat, telah membawa dampak yang luar biasa di kalangan masyarakat, terutama pada remaja. Adapun dampak negatif dan juga dampak positif mengenai kemajuan teknologi tersebut. Seperti yang kita jumpai pada kalangan anak sekolah maupun mahasiswa dalam menyelesaikan tugasnya. Sebagian dari mereka ada beberapa yang hanya mengandalkan internet saja dan tinggal mengcopy paste materi yang menjadikan tugas tersebut tanpa mengetahui ataupun juga membaca isi seluruhnya. Pada kenyataannya, anak-anak saat ini lebih menyukai hal-hal yang praktis dan cepat selesai.
Namun tidak semua anak sekolah ataupun mahasiswa yang bertindak seperti itu, hanya orang yang malas untuk berfikir saja yang melakukan hal tersebut. Membaca sendiri merupakan suatu hal atau kegiatan yang sederhana yang bisa dilakukan, tetapi manfaat yang dapat kita ambil dari membaca tersebut sangat luar biasa. Namun, seiring berjalannya waktu, membaca kini kian semakin memudar di kalangan anak sekolah maupun mahasiswa. Terkadang mereka lebih suka menonton drama korea, dari pada membaca buku pelajaran. Terkadang mereka juga tidur terlalu malam hanya untuk menonton film.
Seperti halnya juga yang pernah penulis lihat dalam suasana perpustakaan saat itu. Di dalam perpustakaan tersebut banyak orang yang berkunjung kesana. Di perpustakaan terdapat akses wifi gratis yang dapat menjadikan pengunjung lama disana. Banyak orang yang berkunjung ke perpustakaan untuk mencari referensi buku atau hanya sekedar berburu wifi. Ada juga yang meminjam buku diperpustakaan, tetapi buku tersebut tidak untuk dibaca, hanya dipinjam lalu dimasukkan ke dalam tas karena ada mata pelajaran yang disuruh mencari referensi hingga waktu pengembalian tiba.
Padahal budaya membaca itu sendiri merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan berbagai ilmu, serta juga dapat menambah wawasan dalam diri kita. Sebagai generasi penerus bangsa, serta peran mahasiswa sebagai agent of change (agen perubahan), jika dalam hal membaca saja malas. Bagaimana menumbuhkan sikap kritis untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang sedang terjadi di lingkungan sekitar. Membaca sendiri dapat menambah wawasan, serta dapat menemukan ide-ide untuk berfikir secara kritis dalam menanggapi masalah yang ada.
Beberapa tahun yang lalu, mengingat akan hal kurangnya kesadaran dalam membaca menjadikan Bupati Sragen mengadakan budaya literasi yang saat itu dilaksanakan di sepanjang jalur jalan raya sampai dengan alun-alun Kota Sragen. Acara tersebut dilaksanakan oleh berbagai kalangan anak sekolah mulai dari SD sampai SMA dan juga didampingi oleh beberapa dari guru mereka. Mereka diminta membawa buku cerita seperti dongeng atau sejenis novel. Kemudian mereka melakukan kegiatan membaca buku yang telah dibawanya itu di sepanjang jalan dan kemudian disuruh menulis essai mengenai buku yang telah dibaca tersebut. Adapun yang tidak membawa buku diberi sanksi tersendiri.
Tujuan dari acara tersebut yaitu untuk menumbuhkan budaya membaca dikalangan anak sekolah, karena kurangnya kesadaran akan budaya membaca di kalangan anak sekolah. Waktu itu di beberapa sekolah-sekolah di Sragen, setiap pagi sebelum pelajaran dimulai, para siswa-siswi disuruh membaca buku non pelajaran selama lima belas menit yang bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan mereka selain tentang pelajaran.
Selain lunturnya budaya membaca, menulis juga merupakan suatu hal yang kurang diminati oleh seseorang. Menulis merupakan suatu hal atau cara seseorang dalam menuangkan ide-ide yang bisa disusun menjadi rangkaian kata atau tulisan yang indah yang sehingga enak untuk dibaca. Tetapi ada beberapa orang yang kurang  suka akan hal menulis, terkadang lebih suka mendengarkan daripada disuruh menulis. Menulis merupakan suatu hal untuk mengutarakan pendapat, jika seseorang malu atau tidak berani dalam mengungkapkan pendapat mengenai suatu hal.
Adapun orang menganggap bahwa menulis itu hanyalah bagi orang yang mampu merangkai serta menyusun kata-kata sehingga menjadi tulisan yang indah. Itu merupakan anggapan  yang salah, karena selagi seseorang mampu melakukan hal tersebut, tanpa adanya rasa malas akan mampu menjadikan hal yang sederhana yang memiliki berbagai manfaat untuk diri kita. Beberapa orang seakan-akan acuh atau tidak peduli akan pentingnya budaya membaca dan menulis. Dalam hal menulis dan membaca sebagian dari mereka beralasan malas serta dapat menghabiskan waktu, terkadang mereka lebih memilih hal yang bersifat praktis.
                Anak-anak saat ini, terutama para remaja lebih suka bermain sosial media seperti instagram, facebook, twitter, dan lain-lain hanya sebagai ajang mengikuti trend atau kekinian, terkadang ada juga orang yang tidak mengikuti trend bisa dibilang kurang update. Adapun anggapan bahwa orang yang sering membaca buku dikatakan sebagai kutu buku, entah itu istilah muncul dari mana. Jika hal tersebut terus menerus dibiarkan terjadi, maka akan membawa dampak serta dapat merugikan diri sendiri.
            Mengingat hal tersebut, kesadaran dalam budaya membaca dan menulis sendiri seakan-akan terabaikan. Sebenarnya seseorang dalam memanfaatkan teknologi itu sendiri tidak hanya dalam bersosial media, melainkan menggunakannya dalam hal yang bermanfaat. Sebenarnya dalam bersosial media tidak hanya mengunggah foto-foto kekinian, melainkan juga dapat sebagai sarana untuk memposting hal-hal positif seperti kata-kata mutiara.
Selain itu juga ada blog yang bisa digunakan sebagai sarana untuk menulis dan memposting informasi-informasi yang bemanfaat bagi pembaca. Dengan menulis diblog mengenai hal-hal sederhana dapat menjadikan kebiasaan menulis, serta dapat menuangkan ide-ide kreatif melalui kata-kata. Membaca dan menulis sendiri merupakan hal yang sederhana. Namun, pada kenyataannya menulis dan membaca memiliki manfaat yang sangat menguntungkan bagi diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilema Kaum Hawa Masa Kini

Menunggu yang Dicinta atau Mencari yang Pasti Saja? Bagi perempuan, cinta itu yang utama adalah kepastian. Kenapa demikian? Karena bagaimana...