NAMA : DISTINA HIDAYATI
NIM : 175231017
KELAS : PBS 2A
Judul
: Kitab as Sunan al
Kubra/An Nasai
Penyusun
: Abu Abdur Rahman Ahmad An
Nasa’iy
Judul Terjamah : Terjamah Sunan An Nasa’iy (jilid 3)
Penterjemah : Al Ustadz Bey Arifin
Yunus Ali Al Muhdhor
Dra. Ummu Maslamah Rayes
Diterbitkan oleh : CV. Asy Syifa’ Semarang
Cetakan Pertama : Febuari 1993
Kota terbit : Semarang
KEWAJIBAN HAJI
(Terjamah
Sunan An Nasa’iy Jilid III)
A.Latar
Belakang
Sebelum
membahas mengenai kewajiban haji, terlebih dahulu saya akan membahas mengenai
kitab asli dari terjemah Sunan An Nasa’iy jilid 3 dengan judul Kitab as Sunan
al Kubra/An Nasai. Pada kitab ini di tulis olehAn Nasa’iy menggunakan bahasa
Arab dan diterbitkan oleh Daar al Kutub al’Ilmiyyah pada tahun 1991. Jika
dilihat dari deskripsi fisiknya kitab ini memiliki ukuran 21 cm,
dengan jumlah 669 halaman. Dalam
kategori koleksi, kitab ini termasuk dalam Arab Sirkulasi. Kitab ini memiliki jumlah eksemplar sebanyak
18.
Pada
bagian sampul kitab ini memiliki perpaduan warna dengan warna dasar hitam yang terdapat tulisan judul
Kitab as Sunan al Kubra/An Nasai serta bingkai dengan warna kuning keemasan
dan juga terdapat warna hijau pada
bagian samping kitab. Pada kitab halaman pertama terdapat tulisan seperti yang ada pada sampul kitab yaitu
Kitab as Sunan al Kubra/An Nasai dengan warna tulisan hitam dengan warna kertas
kuning kecoklatan. Pada halaman selanjutnnya mulai membahas bab-bab yang sesuai
dengan daftar isi yang ada dibagian belakang kitab dan kitab ini ditulis dengan
huruf arab gundul.
B.Pembahasan
Pada bab pembahasan kali ini, saya akan
membahas tentang kewajiban haji. Haji merupakan rukun iman yang ke-5, dan
diwajibkan pada setiap muslim yang mampu melaksanakan ibadah haji. Oleh karena
itu saya mengangkat judul hadist tentang kewajiban haji.
Dari hadist tersebut menjelaskan
bahwa haji adalah wajib bagi setiap muslim. Dalam
pelaksanaan haji itu sendiri hanya diwajibkan satu kali seumur hidup
dan apabila sudah melaksanakan haji, dan kita melaksanakan ibadah haji lagi, maka
ibadah haji yang kita lakukan itu hanyalah sunnah.
Namun pada kenyataannya, keadaan di negeri ini potret
kemiskinan ada dimana-mana. Sehingga dalam keadaan yang seperti itu, apakah
Islam membenarkan umatnya untuk berkali-kali dalam melaksanakan ibadah haji? Haji merupakan
sebuah kebaikan, namun kini permasalahannya yakni kembali pada diri kita,
apakah kita dalam beribadah mengikuti contoh Nabi SAW, ataukah hanya mengikuti hawa nafsu kita sendiri.
Jika
adaseseorangsanggup dalam
melaksanakan ibadah haji
lebih dari satu kali,sehingga lebih baik dana atau uang yang dimiliki dipergunakan untuk hal
yang lebih penting dan bermanfaat bagi
sesama umat Islam, seperti halnya memberikan sedekah
kepada anak yatim piatu.
C.Biografi
Sunan An Nasa’iy
Kitab
ini dikarang oleh An Nasa’iy yang nama lengkapya Ahmad bin Syu’aib bin Ali bin
Bahr bin Sinanyang lahir di Nasa,Khurasan pada tahun 830M dan meninggal di
Damaskus pada tahun 915M. Sejak kecil ia belajar menghafal Al-Qur’an dan
mendalami dasar-dasar ilmu mengenai agama Islam. Saat berusia 15 tahun, ia
berguru ilmu hadist kepada para ulama ke Hijaz,Irak, Mesir, Suriah, dan
Al-Jazair.
Setelah
menjadi ulama hadist,An Nasa’iy tinggal di Mesirsampai tahun 914M, kemudian
pindah ke Damaskus hingga meninggal. Selain ahli hadist, An Nasa’iy juga ahli
fikih dalam madzhab Syafi’i. Ia taat menjalankan ibadah, membela sunnah Nabi,
dan juga teguh dalam pendirian. Ia juga mengamalkan puasa Nabi Daud, yaitu
sehari puasa dan sehari tidak puasa sepanjang hidupnya.
An
Nasa’iy telah menulis beberapa kitab, diantaranya yaitu as-Sunan al-Kubra,
as-Sunan al-Mujtba’, kitab at-Tamyiz, Kitab ad-Dhu’afa, Khasa’is Amirul
Mu’minin Ali bin Abi Thalib, Musnad Ali, dan Mussnad Malik, serta tafsir. Kitab
asSunan al-Mujtba’ merupakan kitab yang terkenal selain Sunan an-Nasa’iy.
D.Refleksi
Setelah menelaah kitab as
Sunan al Kubra/An Nasai yang awalnya saya belum pernah mengetahui tentang
hadist hingga dapat menulis serta mendeskripikan mengenai kitab ini. Kitab ini
ditulis dengan huruf Arab gundul sehingga membuat saya belum mengerti apakah
itu isinya, dan kemudian mencari terjemahan dari kitab tersebut untuk dapat
mengetaui isinya. Awalnya saya merasa kesulitan dalam mencari pasangan antara
kitab dengan terjemahannya, namun ada teman saya yang membatunya.
Dengan
adanya tugas Metodologi Studi Islam, saya mulai mengenal serta belajar mengenai
hadist sehingga mampu menambah ilmu saya. Dalam proses mengerjakannya saya
perlu memahami serta mengulang dalam membacanya untuk mengetahui apa itu isinya
yang terkandung dalam hadist yang saya bahas diatas, sehingga mampu
mendiskripsikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar